Jumat, 21 Maret 2014

Bukan curhat bukan pamer sekedar mencoret...



Sebenarnya aku nggak tahu harus nulis apa disini, banyak hal yang terjadi pada hidup aku, tapi lihat lah blog ini bukan termpat curhat, blog ini juga bukan jenis blog seperti Raditya dika punya, blog ini free karena dulu aku dituntut untuk bisa menjadi seorang blogger, anak pertama yang punya Blog dulu di sekolah, dan anak pertama juga yang secara mentah-mentah meninggalkan dunia blog.
Blog ini murni bukan untuk curhat, tapi akhir-akhir ini aku lelah, lelah sekali... aku seperti sedang mencari jati diriku sendiri, sedang berkelana dengan duniaku sendiri, kadang aku sering bertanya dengan umur yang semakin tua, dan waktu yang semakin sedikit? Hal apa yang bisa aku kerjakan untuk menunjang masa depanku di dunia maupun diakhirat.
Maaf aku bukan sedang galau, tapi aku sedang sibuk  berfikir bahwa hidup ini sebenarnya apa? Kenpa kita di kasih pasang dan surut, kita di kasih senang dan sedih, mungkin! Memang jalan hidup begitu, tapi kita nggak bisa seenaknya menerima pernyataannya dengan begitu saja kan, hidup ini harus pake nalar, harus pake hati dan harus tahu kemana arahnya.
Kehidupan bukan hal yang sulit lagi, banyak referensi menuliskan tentang itu, sudah banyak buku yang aku baca. Tapi aku sulit menemukan maknanya. Sehingga menjelang umurku 19 tahun aku masih mencari jati diri, aku iri dengan anak-anak yang seusiaku bahkan di bawah usiaku sudah tahu mereka hendak kemana dan mereka akan menjadi seperti apa kelak 30 sampai 40 tahun mendatang, tapi satu-satunya hal yang aku inginkan hanyalah menjadi seorang penulis. Mempunyai toko buku besar, dan membuat komunitas menulis bagi banyak  kalangan, yang bakal terus aktif menjalani kegiatan sosial di pelosok negeri. Aku sanggup bercita-cita jauh kedepan, tapi aku terlalu takut untuk memulai semuanya.
Melukis jejak pertama dalam sejarah perjuangan masa depanku, aku bosan hidup begini, aku harus berubah, aku nggak boleh seperti ini terus. Aku bisa berkata tapi tak bisa bertindak. Entah apa yang terjadi dengan diriku entah apa yang terjadi sampai aku tak tahu harus seperti apa lagi, munkin inilah saatnya di usia 19 tahun aku harus sudah mulai menapaki jejek impian ku, melukis satu-satu impianku di dunia nyata ini harus terwujud dengan perjuangan penuh cinta yang tak pernah usang dimakan zaman.
Terimakasih untuk membaca semuahal yang terjadi, maknakan sendiri apa yang yang tertulis olehku...