dan menumpahkan semua tulisan dalam blog ini
beberapa hari yang lalu gue di smsin sama seseorang nanya-in kalo gua nulis cerpen di tanjungpinang pos, kaget bercampur ga percaya... kalian juga bisa liat disini ( tanjungpinangpos )
gue sekarang posting cerpennya utuh ya, happy reading guys...
Kelas
Tujuh dua termaksud kelas yang berisikan anak-anak pintar hasil tes yang diadakan sekolah, walaupun begitu
tak semua anak-anak di kelas itu bersikap manis. Bahkan cendrung ada yang malas, ada yang doyannya cuma ngobrol,
nggak pernah nyatat, sampai ada juga yang senangnya Cuma nyanyi-nyanyi sendiri
di belakang.
Arini dan Adrian salah satunya,
mereka berdua sering ngobrol, sering berantem dan bercanda bareng-bareng.
Mereka kadang terlihat seperti musuhan, dan kadang juga bertingkah layaknya
seoarang kakak-adik.
“Wek... Gembul!” ucap Adrian sambil
mencubit pipi Arini.
“Siapa yang Gembul? Dasar Jelek!”
ucap Arini menepiskan tangan Adrian dari Pipinya.
“Hahaha, Arini marah kaya nenek
Lampir!” ucap Adrian sambil melihat wajah Arini yang berubah merah dengan mulut
yang dimanyunkan kedepan, “Eh tapi bukan
nenek lampir deng...”
“Kaya apa Lordvoldermot maksud
kamu?” ucap Arini sambil berkacak pinggang, seketika Adrian tertawa
terbahak-bahak.
“Puas ketawain orang?” tanya Arini lagi.
“Yang ngomongin kamu mirip
lordvoldermot itu siapa?” tanya Adrian
yang menahan tawanya.
“Huft!” Arini menyerah dengan
pernyataan dari Ardrian, “Ian, Kenapa nggak mau ikut ekskul?” tanya Arini
kemudian.
“Ikut kok, Rohis!” ucap Adrian
Polos.
“Huh, Maksud aku! Sepak bola,
Basket, Voli, atau karate!” Seru Arini seketika dengan tampang kesalnya.
“Oh, Buat apa?” tanya Adrian polos.
“Buat apa? Kamu tanya!” Arini makin
kesal dengan pernyataan dari Adrian, “Kamu jadi kelihatan nggak jago!”
“Emangnya untuk kelihatan Jago harus
ikut Ekskul olahraga?” tanya Adrian langsung dianggukkan oleh Arini, “Untuk
menjadi seorang jagoan itu, omongannya yang bisa di pecaya dan prilaku yang di
jaga!”
“Nah lho, kutip dari mana
kata-kata?” ucap Arini sambil mencandai temannya sendiri.
“Di tong sampah depan!” ucap Adrian
dengan ketus.
***
“Nggak Les bang?” tanya Arini pada
abang Adrian, saat dia main kerumahnya Adrian.
“Jam berapa ini?” yang di tanya
malah balik bertanya.
“Jam setengah tiga bang!” jawab
Arini dengan cengengesan, “Emang Les malamya bang?” tanya Arini lagi.
“Yo’i”
Setelah itu Adrian dan Arini
langsung menuju ruang tengah, seperti biasa ritual pertama mereka makan siang ,
Belajar sebentar, langsung lanjut main ps.
Walaupun Arini cewek tapi dia jago main PS, itu juga berkat bantuan dari
Adrian. Permainan sepak bola yang hanya bisa Adrian mainin hanya di PS.
***
DUA TAHUN KEMUDIAN
Adrian dan Arini masuk di SMA yang
sama, kali ini mereka tidak satu kelas lagi. Adrian masuk di sepuluh C,
sementara Arini masuk di kelas sepuluh A. Namun mereka berdua selalu bertemu
untuk sekedar menanyakan kabar, berantem, bercanda dan kadang menanyakan
pelajaran.
“Gembul” seru Adrian dari belakang
sambil mencubit pipi Arini.
“Apa sih jelek! Apa kabar kamu?”
tanya Arini.
“Lebih baik dari kamu?” seru Adrian
singkat.
“Kamu kenapa?” tanya Arini ketika
Adrian tiba-tiba bengong.
“Ah nggak apa-apa!” jawab Adrian
seadanya.
“Jujur sama aku?” tukas Arini dengan
nada serius.
“Jadian sama aku yuk mbul?” tawar
Adrian nggak kalah seriusnya.
“APA?” Arini benar-benar terkejut
dengan pernyataan Adrian, “Aku ga salah dengerkan?” lalu Arini tertawa
sejadi-jadinya.
***
Sore itu Adrian dan Abangnya duduk
berdua di ruangan TV, dia sibuk dengan
PSPnya dan abangnya sibuk dengan buku bacaannya. Sementara TV dibiarkan
menyala, kedua orang itu tidak saling menyapa mereka asyik dengan kegiatan
masing-masing.
“Bang Ian pengen pacaran boleh
nggak?” tanya Adrian tiba-tiba.
“Nggak boleh!” tukas Abangnya dengan
tegas.
“Yah
Abang kenapa?”
“Belajar baik-baik dulu baru boleh
pacara!” ucap Abangnya menasehati adik semata wayangnya itu, Adrian hanya bisa
menarik nafas sangat dalam atas jawaban yang di terimanya.
***
“Jadi kamu nanyak gitu sama bang
Ferdy?” tanya Arini kepada Adrian ketika Adrian menceritakan kejadian semalam.
“Iya”
“Hahaha, kamu juga salah! Kamukan
cowok masa mesti nanyak-nanyak dulu boleh apa nggak pacaran!” ucap Arini
meledek Adrian.
“Akukan ngak pernah pacaran Rin!”
jawab Adrian dengan ketus.
“Woi dengerin aku ya! Kita semua itu
berawal dari ga pernah menjadi pernah!” ucap Arini, “Dari ga pernah sekolah
sampai akhirnya pernah sekolah!”
“Iya kamu bener!” seru Adrian,
tiba-tiba darah segar keluar dari hidung Adrian dengan deras.
“Ian idung kamu kenapa?” tanya Arini
dengan nada panik, cepat-cepat Arini
langsung membeli tisu.
“Ga apa-apa rin! Ini Cuma Mimisan biasa tau sendiri udara
sekarang panasnya kaya neraka bocor!” ucap Adrian sambil mengelap darah yang
keluar dari hidungnya.
“Yakin?”
“Ga percayaan amat sih! Aku ini
lebih sehat dari pada kamu!” ucap Adrian dengan tenang.
“Ye, orang Khawatir sama dia masa
jawabannya begitu?” ucap Arini langsung memanyunkan mulutnya.
“Gembullll!” ucap Adrian sambil
mencubit pipi arini.
“Jelek, sakit!”
“Rin”
“Hem”
“Gimana kalau kamu aja jadi pacar aku yang pertama
sekaligus yang terakhir!” seru Adrian yang tiba-tiba serius.
“Hah, Maksud terakhir sampe aku tua
and menikah sama kamu gitu! Ogah” tukas Arini.
“Ya ga sampe nikah juga! Mana tahu
besok aku udah nggak ada, ya sampe besok cintannya!” Ucap Adrian dengan tenang.
“Apaan sih ngomong kaya gitu!” ucap
Arini.
“Mbul, temen sekaligus musuh kamukan
Cuma aku, nanti kalo aku nggak ada kamu sama siapa?” tanya Adrian masing
mengelap-ngelap bekas darah di hidungnya.
“Ian aku ga mau ya kamu ngomong kaya
gitu!” Ucap Arini langsung memeluk Adrian dengan erat.
***
“Rin” ucap Bang Ferdy dari sebrang
telfon.
“Iya bang kenapa?” tanya Arini
“Kamu kerumah sakit sekarang ya!”
“Siapa yang sakit bang?” tanya Arini
mulai panik, pagi minggu biasanya dia selalu di kejutkan oleh kedatangan Adrian
kerumahnya. Namun pagi ini dia malah di kagetkan dengan telfon dari bang Ferdy
menyuruhnya datang kerumah sakit.
“Kamu kesini aja dulu, nanti abang
cerita!” suara berat bercampur sedih bang Ferdy membuat Arini semakin cemas.
RSUD
Pukul: 09:30
Sekitar tiga puluh menit perjalanan
dari rumah Arini menuju rumah sakit, setelah memparkirkan motornya di halaman
rumah sakit. Arini langsung menuju dimana Bang Ferdy berada. Hati Arini cemas
bukan main, di tambah lagi fikirannya kembali pada percakapannya dengan Adrian
semalam.
“Bang siapa yang sakit?” taya Arini
panik, sambil mengguncang-guncang badan Bang Ferdy.
“Ian rin! Selama ini dia leukemia
tapi dia ngggak mau cerita sama orang satu rumah!” seru Bang Ferdy memeluk
Arini yang mulai tidak sanggup berdiri
lagi.
“Kaluarga saudara Adrian?” seru
dokter dengan nada datar.
“Kami orang tuanya dok!”
“Saudara Adrian masih dalam keadaan
koma!” tukas dokter, “Yang bisa kita lakukan hanya terus berdoa agar kondisinya
membaik!”
***
Tiga
Jam Kemudian
“Keluarga Adrian, pasien sudah
siuman dan sekarang sudah boleh di jenguk!” ucap seorang suster dengan ramah.
Papa, Mama, Abang Adrian dan juga
Arini datang menghampiri Adrian yang masih terbaring dengan lemah. Adrian
melemparkan senyumannya kepada orang-orang yang dia cintai.
“Ian jelek, kamu jahat, kenapa nggak
bilang kalo kamu...”
“Sakit, aku ga mau punya teman yang
Cuma bisa kasihanin aku aja!” ucap Adrian tenang.
“Jelek aku mau jadi pacar kamu
selamanya, asal kamu janji kamu sembuh!” ucap Arini sebisa mungkin nggak
mengeluarkan airmatanya, Arini memeluk erat tangan Adrian.
“Hehehe, nggak bisa mbul! Aku pengen
pulang aja mbul! Aku tahu disini ada orangg-orang yang mencintai aku tapi aku
harus pulang” ucap Adrian, Arini rasanya ingin menjerit, dan terjatuh karena
lututnya mulai gemetaran.
“Papa, Mama maafin Ian ya! Ian
selama ini nggak pernah nurut kata Papa sama Mama!” ucap Adrian dengan lirih
tangan kanannya di genggam erat oleh Mama tercintanya.
“Papa udah maafin kamu kok sayang!”
ucap Papanya mencoba tegar didepan
anaknya.
“Bang, jagain gembul aku ya! Sama
Papa, mama juga!” ucap Adrian yang langsung dianggukan oleh Bang Ferdy, “Mbul
makasih udah ngisi hari-hari aku disekolah, dirumah, di taman, dimana aja!
Makasih juga udah jadi cinta pertama aku sekaligus cinta terakhirku!” ucap
Adrian perlahan-lahan, “I LOVE YOU!” kalimat terakhir Adrian berikan Untuk
Arini, seketika tangis Arini makin menjadi.
“IAN jangan tinggalin Aku!” teriak
Arini langsung memeluk Adrian, Bang Ferdy yang sejak tadi berada di belakan
Arini langsung merangkul Arini dan mengelus-elus kepalanya.
Slots Machines - Hollywood Casino at Penn National Race
BalasHapusFree Slots Machines from 통영 출장샵 Hollywood Casino at Penn National Race 문경 출장안마 Course. Play our online slot machines or enjoy our exciting 문경 출장마사지 live 광주광역 출장샵 casino games. 경주 출장마사지